Agrotekno Jual Aneka Culture Mikroba
Telp. 087875885444 (Whatsapp)
Hidroponik adalah merupakan salah satu teknik bercocok tanam yang saat ini kian digandrungi oleh banyak kalangan. Dengan teknik hidroponik kita tidak perlu menggunakan media tanah dan tidak harus menggunakan areal lahan yang luas. Sistem hidroponik dipandang sebagai teknik bercocok tanam yang mampu mengatasi lahan pertanian yang semakin sempit karena berkembangnya pemukiman. Secara bahasa Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Pada sistem hidroponik nutrisi yang dibutuhkan tanaman berupa unsur hara makro dan mikro dilarutkan dalam media air yang diserap tanaman.
Selain tidak memerluakan media tanah, system hidroponik juga memiliki keunggulan lain yaitu; 1). Aair akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya dijadikan akuarium; 2). Pengendalian nutrisi lebih sederhana sehingga nutrisi dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien; 3). Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan; 4). Memberikan hasil yang lebih banyak; 5). Mudah dalam memanen hasil; 6). Steril dan bersih; 7). Media tanam dapat digunakan berulang kali; 8).Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma; 9). Tanaman tumbuh lebih cepat. Sistem hidroponik dapat diterapkan untuk berbagai macam jenis tanaman diantaranya sayuran, tanaman buah, dan tanaman hias. System hidroponik penempatannya sangat fleksibel dapat diletakan dihalaman rumah, pekarangan dengan mengguanakan green house, di atap rumah atau samping rumah sehingga dapat sekaligus dimanfaatkan sebagai penghijauan lingkungan.
Macam-macam hidroponik
· Static solution culture (kultur air statis)
· Continuous-flow solution culture, contoh: NFT (Nutrient Film Technique),DFT (Deep Flow Technique)
· Aeroponics
· Passive sub-irrigation
· Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
· Run to waste
· Deep water culture
· Bubbleponics
· Bioponic
Static solution culture
Static solution culture adalah budidaya hidroponik dengan air statis yaitu airnya diam dan tidak mengalir, merupakan teknik hidroponik yang akarnya secara terus-menerus tercelup ke dalam air yang diletakkan pada wadah berisi larutan nutrien. Di Indonesia, Static solution culture lebih dikenal dengan istilah teknik apung (atau disebut rakit apung) dan sistem sumbu (atau disebut wick system). Merupakan jenis paling sederhana dari semua jenis hidroponik. Untuk ukuran wadah larutan dapat berbeda tergantung pada penggunaan dan ukuran tanaman. Dalam skala kecil (skala rumah tangga maupun hobby berskala kecil), hidroponik dapat dibuat dengan wadah yang biasanya dipakai di dalam rumah seperti gelas, toples, ember, ataupun bak air.
Wadah bening dapat di bungkus dengan Aluminium foil, plastik, cat, atau material lain yang menolak cahaya (membuat cahaya tidak bisa masuk) sehingga lumut tidak dapat tumbuh. Penutup wadah air dilubangi dan diisi tanaman, disitu dapat diisi satu atau beberapa netpot tanaman untuk setiap wadah air. Dalam teknik sumbu sendiri setiap net pot diisi media tanam dan potongan kain yang menjulur ke bawah yang berfungsi menyerap larutan ke akar tanaman melalui pipa-pipa kapiler pada kain. Sedangkan dalam teknik apung dapat menggunakan lembaran gabus yang dilubangi dan disisi pot-pot kecil yang diisi (media tanam) untuk tanaman yang akarnya tercelup langsung pada wadah air.
Agar larutan nutrien dapat bersirkulasi secara merata, maka perlu diberi oksigen dengan mesin pompa udara atau disebut aerator (aerator kecil bisa didapat di toko ikan) ataupun dengan penggunakan pompa air yang biasa dipakai di aquarium. dalam skala komersial dapat menggunakan pompa bertenaga medium (yang biasa dipakai untuk pancuran kolam dan taman). Tanpa aerator pun masih bisa, namun jika tidak di beri aerator, akan membuat larutan yang berada di bagian bawah menjadi tidak terserap lantaran posisi akar berada di atas larutan yang tidak terserap (lantaran air tidak bersirkulasi), dan juga, akar-pun kurang mendapat asupan oksigen.
Larutan nutrien dapat diganti sesuai jadwal atau sesuai prosedur. Setiap kali larutan berkurang hingga di bawah tingkat tertentu, maka perlu menambahkan air atau larutan nutrisi segar sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman yang dinyatakan dengan satuan TDS (Total Solid Dissolved) atau PPM (Part per Million) yang diperlukan.
Hidroponik teknik sumbu (wick system) memiliki kendala pada penurunan volume larutan, untuk mencegah ketinggian larutan nutrien turun di bawah akar ataupun sumbu, dapat digunakan keran dengan katup pelampung bola (yang biasa dipakai di tandon) untuk menjaga ketinggian larutan secara otomatis. Dalam budidaya larutan rakit apung, tanaman ditempatkan dalam celah pada lembaran gabus / stereofoam yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi. Dengan teknik apung, ketinggian larutan tidak akan turun di bawah akar dan akarpun selalu tercelup pada larutan nutrien.
Aeroponik
Aeroponik adalah merupakan sistem yang akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran larutan nutrien yang halus (seperti kabut). Metode ini tidak memerlukan media dan memerlukan tanaman yang tumbuh dengan akar yang menggantung di udara atau pertumbuhan ruang yang luas yang secara berkala, akar dibasahi dengan kabut halus dari larutan nutrisi. Aerasi secara sempurna merupakan kelebihan utama dari aeroponik.
Teknik aeroponik telah terbukti sukses secara komersial untuk perkecambahan biji, produksi benih kentang, produksi tomat, dan tanaman daun. Kelebihan aeroponik yang lain yang berbeda dari hidroponik adalah bahwa setiap jenis tanaman dapat tumbuh (dalam sistem aeroponik yang benar), karena lingkungan mikro dari aeroponik benar-benar dapat dikontrol. Keunggulan aeroponik adalah bahwa tanaman aeroponik yang di jeda pembasahannya akan dapat menerima 100% dari oksigen yang ada, dan karbon dioksida pada bagian akar, batang, serta daun, sehingga mempercepat pertumbuhan biomassa dan mengurangi waktu perakaran.
Penelitian NASA menunjukan teknik aeroponik, bahwa tanaman dapat mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 80% dalam massa berat kering (mineral penting) dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh pada hidroponik lain. Aeroponik menggunakan 65% air dari kebutuhan air hidroponik. NASA juga menyimpulkan bahwa tanaman yang tumbuh dengan aeroponik, membutuhkan ¼ nutrisi yang digunakan dibandingkan dengan hidroponik lain Bercocok tanam dengan Aeroponik menawarkan kemampuan petani untuk mengurangi penyebaran penyakit dan patogen. Aeroponik juga banyak digunakan dalam penelitian laboratorium fisiologi tanaman dan patologi tanaman. Teknik aeroponik mendapat perhatian khusus oleh NASA karena kabut lebih mudah untuk ditangani daripada menangani cairan di tempat tanpa gravitasi. Kelebihan lain dari aeroponik ini, kentang dapat dipanen tanpa merusak jaringan akar pada tanaman sehingga sebuah tanaman dapat dipanen berkali-kali[12] dan dapat memilih umbi kentang yang siap panen.
Media tanam
Media tanam inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman. Beberapa contoh di antaranya adalah:
· Arang sekam
· Expanded clay
· Perlite
· Vermiculite
Beberapa Tanaman yang sering dibudidayakan dengan Teknik Hidroponik
1. Selada
Tanaman yang sering kali disantap dalam keadaan mentah atau disebut dengan lalapan ini merupakan tanaman yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik. Selada merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan menggunakan teknik hidroponik. Selain itu, keuntungan lain dari menanam selada dengan teknik hidroponik adalah perawatannya yang tidak ribet. Selada juga akan tumbuh dalam waktu yang cukup cepat, yaitu hanya dalam 2 minggu bibit selada yang telah disemai sudah bisa mengeluarkan 2 lembar daun.
2. Timun
Tanaman timun termasuk tanaman yang hasilnya memuaskan ketika dibudidayakan dengan teknik hidroponik. Untuk menunjang keberhasilan hidroponik tanaman timun maka diperlukan cahaya yang cukup. Selain itu, ketika tanaman timun sudah mulai tumbuh besar memerlukan lahan yang cukup luas agar buah timun nantinya tidak rusak.
3. Sayuran berdaun hijau
Selain selada, sayuran berdaun hijau lainnya seperti bayam, kangkung, dan sawi juga bisa ditanam secara hidroponik. Tak kalah dengan selada, sayuran ini juga akan tumbuh baik ketika ditanam secara hidroponik. Tips yang harus Anda perhatikan untuk menanam sayuran hijau secara hidroponik yaitu jangan sampai membiarkan sayuran tersebut tumbuh terlalu besar. Sebab hal ini bisa menghambat sirkulasi udara yang berakibat sayuran menjadi layu bahkan mati.
4. Buah-buahan
Tak hanya sayuran, buah-buahan seperti hidroponik tomat, melon, dan cabe juga dapat dibudidayakan secara hidroponik. Agar buah-buahan tersebut tumbuh dengan baik, hal yang harus Anda perhatikan yaitu nutrisi air serta asupan cahaya. Sedangkan untuk tanaman berukuran besar seperti melon, jangan lupa untuk menyediakan lahan yang cukup luas.
0 comments: